SIDOARJO - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menggelar deklarasi tolak kampanye hitam atau black campaign karena dianggap merusak citra demokrasi Indonesia.
Deklarasi ini sekaligus mengajak masyarakat Sidoarjo melaksanakan pesta demokrasi berjalan kondusif, aman, dan lancar. Adu gagasan bukan saling menjelek-jelekan salah satu pasangan capres atau cawapres.
“Karena sekarang sudah mendekati pencoblosan, masih dijumpai kampanye yang dapat merusak demokrasi di Indonesia,” kata Ketua BEM Umsida, M Aditya Fathurrahman, saat membacakan deklarasi tolak kampanye hitam di depan monumen Jayandaru, Alun-alun Sidoarjo, Jumat (12/1/2024) sore.
Ajakan tolak kampanye hitam ini merespon adanya penyebaran buletin ‘Anthung Mag’ yang memuat tentang politik dinasti ancaman bagi demokrasi. Isinya, diduga memuat kampanye negatif terhadap capres-cawapres nomor urut 2.
Buletin tersebut diketahui dibagikan di seputaran Alun-alun Sidoarjo dan Perempatan Pilang, Wonoayu, Sidoarjo pada kemarin Kami, (11/1).
Untuk itu, Aditya sapaan M Aditya Fathurrahman, mengajak semua elemen masyarakat mulai sekarang untuk bersama-sama menolak kampanye hitam. Karena hal semacam itu dapat menciderai proses Pemilu 2024.
“Saya berharap kampanye ini bisa bersaing secara sehat, tidak ada unsur paksaan dan saling menghormati satu sama lain,” ucap pria asal Kecamatan Candi Sidoarjo itu.
Mahasiswa Fakultas Hukum Umsida ini juga mengajak semua peserta pemilu untuk bisa menyajikan konten-konten kampanye positif sebagai bentuk pendidikan politik kepada masyarakat.
Mahasiswa semester 7 ini juga mengingatkan kepada semua elemen masyarakat, utamanya generasi muda untuk tidak mudah percaya pada suatu informasi yang sumber tidak jelas atau tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Ayo sukseskan pemilu ini dengan cara jadi pemilih yang cerdas, tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak tertentu. Jadilah pemilih yang cerdas untuk Indonesia yang lebih baik,” pungkasnya. (*)